Untuk membentuk perilaku, dibutuhkan kesadaran Kesehatan, dan Keselamatan Kerja (K3). Eits! Jangan salah, K3 bukan hanya berlaku saat bekerja saja. Sesungguhnya, K3 harus menjadi budaya dalam kehidupan sehari-hari.

Hal inilah yang diungkapkan Ketua Umum Forum K3 Sulsel, A Adrianti Latippa, selaku pemateri seminar K3 bertajuk “Optimalisasi dan Implementasi untuk terwujudnya safety behavior demi mencapai tujuan zero accident pada dunia kerja” yang diadakan HMJ Teknik Kimia Unifa di Gedung Graha Pena Lantai 4, Sabtu (6/5) hari ini.

Sebelum masuk di dunia kerja, kesehatan tetap harus diperhatikan. Berawal dari kehidupan sehari-hari kedisiplinan kesehatan dan keselamatan harus diterapkan.

“Misalnya, ketika kita masuk di Pertamina, hampir semua pegawai tidak memakai alat safety, seperti masker. Hasil penelitian dari lima pon bensin, 63 persen pegawainya menderita sesak nafas. Ini akan kita somasi, mengadakan sosialisasi K3 di setiap Pertamina,” papar A Adrianti Latippa.

 

Hal kecil lainnya yang mengancam keselamatan adalah letak tabung gas di rumah. “Ini berlaku pada ibu rumah tangga, letak posisi tabung gas harus diperhatikan dengan baik, jangan meletakkan gas ditempat yang tersembunyi, dan didekat pintu dapur, ketika tabung gas diprediksi akan meledak, kita bisa langsung keluar di pintu dapur yang jauh dari jangkauan tabung gas,” imbaunya.

Hal kecil tetapi sangat berbahaya. Maka dari itu, mahasiswa yang ingin bergelut di dunia industri setelah lulus nanti, sedari dini rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Perilaku sehari-hari dengan menerapkan K3 tidak lagi mengalami kesulitan saat bekerja nanti.